Kitab Sumber Hadis: al-mashdar al-ashliy dan al-mashdar al-tsânawiy


Sumber hadis diklasifikasikan pada al-mashdar al-ashliy dan al-mashdar al-tsânawiy.

Yang dimaksud dengan al-mashdar al-ashliy, menurut Mahmûd al-Thahhân adalah:

… مصادره الأصلية التي أخرجته بسنده. (al-Thahhân, 1991: 10)

Artinya: … sumber-sumber ashliyah adalah hadis diriwayatkan dengan sanad-nya.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Alû Humayd. Menurutnya, al-mashdar al-ashliy adalah:

… مصادره الأصلية التي أخرجته بسنده. (Alû Humayd, 1999:)

Menurut Dr. H. Buchari, M. M.Ag, terdapat kekurangan dalam pengertian di atas. Karena boleh jadi hadis yang terdapat dalam suatu kitab memuat hadis tetapi hadis tersebut dikutipnya dari kitab hadis lain bukan diterimanya langsung dari gurunya. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa al-mashdar al-ashliy adalah kitab yang memuat hadis dengan sanad dan hadis tersebut diterimanya langsung dari gurunya sampai ke periwayat pertama dari Rasulullah. Jadi suatu sumber disebut al-mashdar al-ashliy apabila memenuhi dua kriteria:
Hadis dikemukakan dengan sanad;
Hadis diterima langsung oleh penyusun dari gurunya sampai ke periwayat pertama.

Al-Mashdar al-Ashliy diklasifikasikan pada: ilmu hadis dan selain ilmu hadis. Di antara al-mashdar al-ashliy dalam hadis adalah kitab Shahîh al-Bukhâriy, Shahîh Muslim, dan lainnya dan dalam ilmu hadis adalah Ma’rifat Ulum al-Hadîts karya al-Hâkim. Di antara al-mashdar al-ashliy pada selain ilmu hadis aadalah:
Tafsir: al-Dur al-Mantsûr;
Ushul al-Fiqh: al-Risâlah;
Fiqh: al-Umm.

Kitab-kitab selain ilmu hadis di atas dikategorikan pada al-mashdar al-ashliy karena memuat hadis dengan sanad dan penyusunnya menerimanya langsung dari gurunya, dan sanad-nya sampai kepada periwayat pertama dari Rasulullah Saw.

Adapun al-mashdar al-tsânawiy adalah kitab yang memuat hadis yang tidak memenuhi kriteria al-mashdar al-ashliy. Misalnya hadis di dalam suatu kitab ber-sanad tetapi penyusunannya tidak menerimanya langsung dari gurunya dan sanad-nya tidak sampai ke periwayat pertama dari Rasulullah. Atau penyusunnya menerimanya langsung dari gurunya tetapi hadis tersebut tidak ber-sanad. Misalnya, dalam hadis, kitab Bulûgh al-Marâm min Adillat al-Ahkâm, karya Ahmad ibn Aliy ibn Hajar al-‘Asqalâniy; kitab Riyâdh al-Shâlihîn, karya Yahyâ ibn Syaraf al-Nawawiy; kitab al-Adab al-Nabawiy, karya al-Amîn al-Khûliy; al-Lu’lu’ wa al-Marjân, karya Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Bâqiy.

Dalam bahasa sederhana saya menyebut al-mashdar al-ashliy dengan sumber primer dan al-mashdar al-tsânawiy disebut sumber sekunder.


Sumber pengutipan blog guru saya: http://arichaniago.wordpress.com/2010/02/21/sumber-hadis/
sumber gambar syiahali.wordpress.com




Baca Juga

Mengenal Metode Penyusunan Kitab Hadis

Share this:

 
  • Contact Us | Site Map | TOS | Privacy Policy | Disclaimer
  • Copyright © Bismi Rabb. Template by OddThemes