Dikutip dari situs history[dot]com disebutkan bahwa peringatan hari valentine adalah bagian dari tradisi Kristen Katolik dan Romawi kuno. Dalam legenda diceritakan bahwa Valentine atau Valentinus adalah orang suci yang hidup pada masa pemerintahan Kaisar Claudius II. Pada waktu itu, kaisar mengatakan bahwa untuk menjadi seorang tentara yang tangguh, maka laki-laki tidak boleh menikah. Valentine tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil oleh kaisar dan tetap menikahkan setiap pasangan muda yang ingin menikah. Ketika perbuatan Valentine diketahui oleh kaisar, maka Kaisar Claudius II memerintahkan agar Valentine dihukum mati. Tanggal 14 Februari adalah hari dimana Valentine dihukum mati.
Versi cerita lain mengatakan bahwa Valentine mungkin telah dibunuh karena berusaha membantu orang-orang Kristen melarikan diri dari penjara-penjara Romawi yang kejam, di mana mereka sering dipukuli dan disiksa. Menurut satu legenda, Valentine yang dipenjarakan benar-benar mengirim ucapan "valentine" pertama saat dirinya jatuh cinta pada seorang gadis muda - mungkin putrinya yang dipenjarakan - yang mengunjunginya selama kurungannya. Sebelum kematiannya, dituduhkan bahwa dia menulis surat bertuliskan "From Your Valentine" sebuah ungkapan yang masih digunakan oleh mereka yang merayakannya sampai sekarang. Meskipun tidak ada kebenaran pasti di balik legenda Valentine, semua cerita menekankan daya tariknya sebagai tokoh simpatik, heroik dan romantis. Pada Abad Pertengahan, mungkin berkat reputasi ini, Valentine menjadi salah satu orang suci Katolik paling populer di Inggris dan Prancis.
Festival Lupercalia dan Valietine's Day
Dikutip dari halaman National Public Radio dan nobeliefs, dikatakan bahwa mulai tanggal 13 sampai 15 Februari setiap tahunnya, orang Romawi merayakan Festifal Lupercalia. Yaitu perayaan untuk menghormati dewa pastoral Lupercus, Dewa Kesuburan Bangsa Romawi. Festival ini juga ditujukan untuk memuji dewi Juno Februata (dari mana nama berasal dari bulan Februari), Dewi cinta karena menimbulkan "demam cinta" bagi kaum muda. Festival ini diadakan dengan menyembelih pengorbanan seekor kambing dan seekor anjing lalu dengan kulit kambing dan anjing tersebut dicambuklah para wanita yang sudah dijejerkan. Mereka percaya bahwa dengan itu akan menjadikan mereka menjadi subur. Sementara informasi lain disampaikan oleh Arnie Seipel yang mengutip Noel Lenski, sejarawan University of Colorado bahwa perayaan Lupercalia diadakan dengan pesta mabuk-mabukan dan tanpa busana, dan mereka akan melampiaskan hasratnya kepada wanita yang mereka undi.
Ketika Kristen sudah menjadi agama bagi bangsa Romawi, pihak Gereja Kristen mencoba untuk menghentikan festival Lupercalia. Namun, mereka tidak berhasil menghentikannya. Pada tahun 496 M Paus Gelasius mengganti festival Lupercalia dengan perayaan Valentine, yang dinamai sesuai dengan nama cerita legenda St. Valentine itu.
Post a Comment