Idul Fitri Di Masa Pandemi

Alhamdulillahi 'ala kulli hal.
Kita tetap bersyukur kepada Allah meskipun kita tengah dilanda wabah. Syukur kita bukan karena kita ditimpa musibah. Tapi syukur kita karena kita masih punya iman. Sehingga berbekal iman itu, kita bisa melalui musibah atau ujian wabah ini dengan sabar dan tetap mendekatkan diri kepada Allah, menunaikan ibadah salat, puasa, tadarus, zakat, infak dan sedekah. Meskipun pelaksanaan ibadah tersebut tidak seperti biasanya. Syukur kita juga di tempat kita tidak sampai wabah tersebut. Sehingga pemerintah mengizinkan kita bisa solat di masjid dengan tetap mengikuti protokol covid 19.

Solawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulillah Saw. Semoga dengan berpedoman kepada ajaran Al-Qur'an dan hadis yang beliau wariskan kepada kita, kita memperoleh kebahagiaan, ketentraman dan keselamatan dunia dan akhirat. Jika syariat puasa yang kita lakukan merupakan perintah Allah dalam Al-Qur'an, maka syariat zakat fitrah adalah ibadah yang kita lakukan berdasarkan titah dari Rasulullah Saw.

Allahu Akbar. Walillahilhamd.
Ada tiga pesan utama yang ingin khatib sampaikan dalam khutbah yang sangat terbatas ini.

Pertama, mari kita tetap bertakwa sesudah ramadhan berlalu. Dalam pengertian sederhananya, kita tetap menjalankan perintah Allah dan menghindari larangan Allah. Kita yang sudah melatih diri disiplin beribadah di bulant Ramadhan, hendaknya tidak meninggalkan kebiasaan ibadah kita tersebut. Tetaplah disiplin solat wajib. Tetaplah disiplin solat sunat rawatib. Tetaplah solat malam. Tetaplah membaca Al-Qur'an. Tetaplah berinfak dan bersedekah, walapun sedikit. Inilah di antara makna istiqomah setelah Ramadan. Bukankah di antara amalan yang dicintai Allah adalah ibadah yang konsisten, walaupun sedikit. Nabi Saw. mengatakan
أحب الأعمال إلى الله أدوامها وإن قل

Jangan sampai setelah habis Ramadhan, habis juga amal kita. Lalu berharap akan bertemu lagi Ramadhan di tahun depan. Masjidnya jangan ditinggalkan lagi. Solatnya jangan bolong-bolong lagi. Sedekahnya jangan terhenti sampai di sini. Ngajinya jangan seperti kaset yang dipause, lalu baru akan diputar lagi di tahun depan. Juga yang sudah meninggalkan judi dan mabuk-mabukan jangan kembali lagi bermaksiat. Jika setelah Ramadhan tidak beribadah lagi dan malah kembali ke kubangan dosa, tidak ubahnya kita seperti orang yang memintal benang dengan sebaik-baiknya. Setelah benang itu terpintal dengan rapi, lalu kita cerai beraikan kembali. Firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 92
وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّتِى نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَٰثًا 
Janganlah kalian seperti seorang pemintal benang yang mencerai-beraikan benang yang telah dipintalnya dengan kuat. (Selengkapnya tentang takwa sesudah Ramadhan)

Allahu Akbar. Walillahilhamd
Kedua, mari kita terus berbagi dan berderma dengan saudara kita. Fakir, miskin dan anak yatim perlu tetap melanjutkan hidupnya setelah Ramadhan. Jangan hanya kita berderma kepada saudara kita fakir, miskin dan anak yatim hanya di bulan Ramadhan saja. Lalu setelah Ramadhan, kita biarkan mereka tidak makan. Jangan sampai kita dicap sebagai orang yang mendustakan agama atau mendustai adanya hari pembalasan. Sebagaimana Allah sampaikan kepada kita dalam surah Al-Ma'un ayat 1-3
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ(1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ(2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ(3)

Terlebih di masa pandemi ini. Banyak orang miskin baru bermunculan sebagai akibat pandemi. Mereka tidak bisa beraktifitas memenuhi kebutuhan dasarnya. Maka kita dituntut untuk berhemat sehingga semua kita bisa berbagi dengan saudara kita yang terkena dampak pandemi ini. Mari kita renungkan firman Allah dalam surah Al-Balad ayat 14
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ
Yaumin dzi masghobah yang artinya pada hari kelaparan. Ibnu Katsir menyebutnya dengan hari di saat bahan makanan sangat sulit didapatkan. Tidak ubahnya seperti masa pandemi sekarang ini. Nah, membantu meringankan beban kebutuhan pokok saudara kita tentunya akan mendapat ganjaran yang luar biasa dari Allah. Hadis Nabi Saw. mengatakan
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻧﻔﺲ ﻋﻦ ﻣﺆﻣﻦ كربة من كرب اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻧﻔﺲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ كربة من كرب ﻳﻮﻡ اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﻣﻦ ﺳﺘﺮ ﻣﺴﻠﻤﺎ ﺳﺘﺮﻩ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ ﻭﻣﻦ ﻳﺴﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ ﻭاﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻋﻮﻥ اﻟﻌﺒﺪ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ اﻟﻌﺒﺪ ﻓﻲ ﻋﻮﻥ ﺃﺧﻴﻪ. رواه مسلم
Barangsiapa yang meringankan kesusahan orang mukmin dalam urusan dunia maka Allah akan meringankan kesusahan Akhirat bagi dirinya. Barangsiapa menutupi aib orang lain, maka akan ditutupi aibnya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang sedang dilanda kesusahan maka akan dimudahkan urusannya diakhirat. Dan pertolongan Allah akan selalu turun selagi seorang hamba menolong saudaranya.

Yakinlah kita, bahwa siapa yang menolong orang lain akan ditolong Allah kelak di akhirat. Jika kita tidak yakin, berarti kita termasuk orang yang mendustai hari pembalasan. (Selengkapnya tentang mendustai hari pembalasan)

Terakhir, dalam konteks wabah ini, mari kita tetap menjaga diri, keluarga dan masyarakat kita dari segala yang mengancam jiwa, agama, keluarga, keturunan dan kehormatan kita.

Kita tidak menganut paham Jabariyah yang mengatakan bahwa manusia layaknya seperti wayang yang digerakkan oleh dalang. Sebaliknya juga bukan penganut paham Qadariyah yang mengatakan kita berkuasa sepenihnya atas diri kita. Tapi, sebagai pengikut ahlu sunnah wal jama'ah, kita meyakini bahwa Allah memberi kemampuan kepada kita untuk mengetahui yang baik dan diberi daya untuk berbuat baik tersebut. Kita juga diberi kemampuan untuk mengetahui yang tidak baik serta diberi daya untuk menjauhinya. Mari kita gunakan daya dan kemampuan itu dalam rangka menjaga diri dari wabah ini.

Kita mulai dari diri kita dan keluarga kita. Jika setiap keluarga sudah melakukan ini, in sya Allah, satu kampung akan terpelihara dari wabah. Jika setiap kampung sudah melakukan ini, in sya Allah satu kecamatan terbebas dari wabah. Begitu seterusnya dalam level yang lebih besar.

Sejalan dengan upaya dan usaha tersebut, kita harus tetap beribadah dan berdoa kepada Allah. Karena Allahlah yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Firman Allah dalam surah Al-Quraisy
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
Hendaklah mereka beribadah kepada Tuhan pemelihara rumah ibadah ini. Tuhan yang memberi makan mereka sehingga terbebas dari kelaparan dan memberikan rasa aman dan terbebas dari ketakutan.

Demikian khutbah idul fitri ini disampaikan. Selamat beridul fitri. Setelah solat, kita kembali ke rumah. #tetapdirumah. Jangan lupa bersilaturahim, walau dengan cara yang berbeda.
------

Dibuat untuk disampaikan pada khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Madjid Taqwa Kambang Kec. Lengayang

Share this:

2 comments :

 
  • Contact Us | Site Map | TOS | Privacy Policy | Disclaimer
  • Copyright © Bismi Rabb. Template by OddThemes