Gagal Jadi Office Boy, Berhasil Jadi Pengusaha

Ada seorang pemuda lulusan S1 sedang kebingungan cari kerja. Ke sana kemari melamar tak ada lowongan. Di tengah kepenatan hidup, pemuda ini nekad melamar kerja sebagai OB (office Boy) di sebuah mini market. Berbekal ijazah S1-nya, dia begitu 'PD' melamar ke mini market tersebut.
Saat itu, setelah tanya ini itu, sang supervisor yang mewawancarainya menanyakan hal yang di luar perkiraan si pemuda.
Supervisor : "Anda punya e-mail?"
Pemuda (dengan tekejut polos) : "wah, ngga punya pak..."
Supervisor : "wah, mas zaman sekarang ga punya e-mail, mana bisa eksis anda.."

Maka pendek kata, si pemuda pun pulang dengan harapan kosong. Pikirnya, saya ini S1 tapi nglamar OB saja kok ngga diterima. Di tengah galau, dia pun nekad jualan dengan cara dagang di pasar. Beli tomat 1 kilo di jual di pasar dan laku. Esoknya kulakan lagi 2 kilo, jual lagi di pasar. Begitu dia lakukan dengan jatuh bangun.

Namun Allah Maha Adil, pemuda ini akhirnya mampu bangkit dan berhasil dalam bisnis tomatnya. Bahkan kemudian bisa punya toko kecil dan berkembang pesat dengan outlet buah-buah segar yang tidak saja tomat. Outletnya pun laris manis dan berada di beberapa titik kota besar.

Suatu ketika, sukses besar si pemuda yang sudah berubah menjadi PENGUSAHA BESAR mengusik penasaran seorang wartawan untuk dikupas dalam rubrik profil entrepreneur sukses. Setelah menghubungi dan deal waktu serta tempatnya, maka wawancara pun dimulai. 

Di penghujung wawancara sang wartawan berkata," Pak, nanti sebelum naik cetak, kami akan mengirimkan hasil wawancara dengan bapak untuk diperiksa sekali lagi. Boleh saya minta e-mail bapak?"
Pengusaha : "Wah, maaf mas saya ndak punya e-mail." (ujarnya serius)
Wartawan, dngan sedikit bingung :"Walah, Pak. dengan omset usaha sebesar ini dan outlet yang begitu luas, Bapak tidak punya e-mail? Bayangkan Pak betapa dahsyatnya usaha ini jika Bapak punya e-mail?"
Pengusaha, dengan senyum kecil :"Mas wartawan, kalo aku punya e-mail, maka anda saat ini akan berhadapan dengan seorang OFFICE BOY..."
Wartawan :"...... "

***

Cerita ini disalin dari seorang teman. Cerita di atas bukan bermaksud mengatakan teknologi tidak penting, tapi ada nilai yang bermanfaat yang saya tangkap dari cerita ini. Karena saya anggap bermanfaat, maka saya mencoba membaginya melalui postingan ini. Cerita di atas hanya sepenggal kisah yang bisa saja terjadi dan kita alami, namun dalam bentuk yang lainnya. Kadang kita merasa nasib baik tidak berpihak kepada kita ketika kita gagal dalam suatu keinginan. Tidak jarang hal itu menjadikan kita berhenti di titik itu dan tidak mau mencoba hal lain, atau barangkali sebagian kita mundur ke belakang dan beranggapan bahwa kita hanya pantas melakukan hal yang biasa-biasa saja dan lari dari keinginan dan cita-cita besar. 

Tidak selalu kehilangan/ ketidakpunyaan pada satu hal menjadi kiamat bagi masa depan seseorang. Jika tetap berusaha dengan cara terbaik dan dilakukan secara maksimal, Tuhan juga selalu punya cara terbaik  bagi hamba-Nya. Hanya saja menurut pandangan kita yang sangat terbatas saat itu itulah yang terbaik bagi kita. Terkadang, cara Tuhan menggiring kita kepada hal yang baik adalah dengan cara menggagalkan kita dalam hal yang sangat kita inginkan, namun itu mungkin adalah bukan hal terbaik bagi kita. Yakinlah bahwa Tuhan Yang Maha Baik pasti berbuat yang terbaik bagi kita yang meyakini-Nya. Namun keyakinan ini tidak berhenti pada batas sekedar percaya, tapi harus diwujudkan dalam perbuatan nyata. Orang yang berhasil adalah orang yang telah melewati kegagalan. Selalulah bangkit lebih banyak dari pada gagal. Lebihkan energi untuk berusaha bangkit dibandingkan dengan energi yang digunakan pada usaha sebelumnya yang gagal. 

Share this: