Sedang trend di pemberitaan media ada mobil bermuka dua di Kota Bandung. Mobil ini memang memiliki tampilan muka dua. Tidak ada bagian belakang mobil ini. Jika dilihat di belakangnya tampak juga bagian muka atau bagian depan mobil ini. Tidak jelas mobil ini maju atau mundur karena bagian belakang dan depannya sama. Kondisi seperti itu membahayakan bagi pengemudi lainnya. Mobil ini akhirnya ditilang oleh pihak berwajib.
Demikian juga halnya dengan manusia. Jika ada manusia bermuka dua, tentunya akan membahayakan bagi lingkungan sekitarnya. Orang seperti ini bagai musuh dalam selimut. Menohok kawan seiring, menggunting dalam lipatan. Serigala berbulu domba, musang berbulu ayam. Atau apapun istilah yang dipakai untuk orang yang bermuka dua. Ketika Sang muka dua berhadapan dengan dua pihak yang berbeda dia akan menyampaikan hal yang berbeda. Ketika bertemu dengan orang beriman, dia akan katakan kami beriman. Tapi ketika bertemu dengan orang yang tidak beriman, dia mengatakan bahwa dia bersama golongan orang yang tidak beriman. Dia hanya mengolok-olok orang beriman saja. Sesungguhnya olok-olok dan tipu daya yang mereka lakukan adalah menipu diri mereka sendiri. Bahkan Allah menyebutkan tidak beruntung perniagaan mereka.
Dalam al-Qur'an Allah sebutkan fenomena orang bermuka dua ini dengan istilah orang munafik. Firman Allah surat al-Baqarah ayat 14 sampai 16 Allah sebutkan demikian
وَإِذَا
لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى
شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ اللَّهُ
يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ أُولَئِكَ
الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا
كَانُوا مُهْتَدِينَ
Dan bila mereka berjumpa dengan orang beriman,
mereka berkata, ”Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada
setan-setan mereka, mereka berkata, ”Sesungguhnya kami bersama kalian, kami
hanya berolok-olok.” Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan
mereka terombang-ambing dalam kesesatan. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah
beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
Ayat di atas adalah bagian dari tiga golongan manusia dalam konteks keimanan yang terdapat dalam bagian awal surah al-Baqarah. Pada ayat 1 sampai 5 surah al-Baqarah ini menceritakan tentang golongan orang-orang yang beriman. Orang-orang yang berimanlah yang akan mendapat petunjuk dari Allah. Ayat 6 dan 7 menceritakan tentang orang yang kafir sebagai kebalikan orang yang beriman. Nah, ayat 8 sampai 22 bercerita tentang orang munafik.
Mulai dari ayat delapan Allah berfirman. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman. Ucapan iman itu hanya di mulut mereka saja. Pernyataan iman itu tidak berasal dari diri terdalam mereka. Dengan pernyataan iman palsu mereka itu, mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya
menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Hal itu mereka lakukan karena dalam hati mereka ada penyakit. yaitu penyakit nifak lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi." yaitu dengan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang beriman. Mereka mengingkarinya. Bahkan mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang
yang mengadakan perbaikan." Padahal kata Allah Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi
mereka tidak sadar.
Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain
telah beriman." Mereka menjawab: "Akankah kami beriman sebagaimana orang-orang telah beriman yang justru mereka anggap sebagai orang yang bodoh ?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang
bodoh; tetapi mereka tidak tahu.
Dan di lain kesempatan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:
"Kami telah beriman." Lalu bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan
mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian
dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing
dalam kesesatan mereka. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah
beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
Lalu Allah umpamakan mereka orang-orang munafik itu seperti orang yang menyalakan
api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah
hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan,
tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan
kembali (ke jalan yang benar), atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap
gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena
(mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. Dan Allah
meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu.
Dalam hadis Rasulullah juga menjelaskan tanda orang munafik.
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika berkata ia bohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika dipercaya ia berkhianat.” (Muttafaqun ‘alaih. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari hadis Abdullah bin Am’r disebutkan, ‘Apabila ia bertengkar ia berbuat licik’). HR. Al-Bukhari no.33, 34 dan Muslim no. 58, 59.
Tiga hal di atas perlu menjadi perhatian bagi kita. Berbicara harus jujur, tidak boleh bohong. Berjanji harus ditepati, tidak boleh diingkari. Amanah harus dijalankan, tidak boleh dikhianati. Jika tidak, jatuhlah kita pada sifat orang munafik.
Di zaman Rasulullah, ada orang yang dikenal ketokohannya karena kemunafikannya yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul. Di hadapan Nabi Muhammad dia berusaha menampakkan keimanan dan ikut beribadah bersama Nabi dan para sahabat yang lain. Di belakang Nabi Muhammad Saw. dia berusaha menghancurkan pamor dan popularitas Nabi Muhammad Saw. Dia berusaha membuat propaganda agar orang memusuhi Nabi Muhammad Saw. Dia menghasut orang agar tidak mau ikut berjihad pada peristiwa perang Uhud. Dia juga pernah membuat dan menyebarkan berita bohong (hoax) tentang istri Nabi Muhammad yaitu Aisyah. Dibuatnya berita Aisyah berselingkuh dengan sahabat Nabi Shafwan bin Muaththil. Padahal tidak demikian adanya. Hal ini diabadikan Allah dalam surah An-Nur ayat 11.
Dalam surat al-Taubah ayat 80 Allah katakan "Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka
(adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh
kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang
demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik."
Setelah peristiwa kematian Abdullah bin Ubay bin Salul, Nabi Muhammad Saw. dilarang oleh Allah untuk menshalatkan jenazah orang munafik. Demikian disebutkan dalam surah al-Taubah ayat 84 “Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam Keadaan fasik. Ini terjadi pada tahun 9 Hijriah. Semenjak itu Nabi Muhammad Saw. tidak pernah lagi menyolatkan jenazah orang munafik.
Itulah di antara sanksi yang pernah ada terjadi bagi orang munafik. Sedangkan di akhirat kelak mereka akan ditempatkan oleh Allah di neraka bagian paling bawahnya. Dalam bahasa popoler kita kenal dengan istilah di kerak-kerak neraka. Dibakar di neraka saja sudah sangat tidak terperikan panasnya, apalagi di bagian kerak-keraknya. Begitu firman Allah Surah al-Nisa ayat 145 menginformasikan
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ
نَصِيرًا
Sesungguhnya orang munafik ditempatkan di tempat paling bawah neraka. Kamu tidak akan pernah mendapatkan seorangpun penolong bagi mereka.
Semoga kita termasuk golongan yang beriman dan terhindar dari golongan kafir dan juga munafik. aamiin.
_____
Disampaikan pertama kali pada khutbah Jum'at 02 Jumadil Ula 1439 H/ 19 Januari 2017 M di Masjid al-Muslim Jalan Lintang Takengon Aceh Tengah
Post a Comment