Sekarang, setiap tahun umat Islam memperingati peristiwa Isra Mikraj dengan berbagai kegiatan. Hampir di setiap masjid dan musala diadakan rangkaian kegiatan peringatan Isra Mikraj. Berbeda masa dan tempat, berbeda pula bentuk acara peringatan Isra Mikraj itu. Di sebagian tempat peringatan Isra Mikraj diadakan dengan mengadakan ceramah agama di masjid atau musala. Di akhir ceramah, diadakan kegiatan makan-makan snack atau kue kering.
Zaman saya mengaji di surau sewaktu kecil, jika sudah datang tanggal 27 Rajab kegiatan belajar mengaji diganti dengan kegiatan cerita tentang peristiwa Isra Mikraj. Yang menariknya bagi anak seusia saya waktu itu adalah peringatan hari besar Islam selalu diadakan dengan membawa nasi ke surau. Setelah selesai cerita Isra' Mikraj, diadakan kuis tentang isi cerita. Setelah itu baru diadakan makan bersama. Dibukalah nasi yang biasa dibungkus dengan daun pisang itu. Biasanya sambal mewah kami waktu itu adalah telur rebus yang sudah dikupas kulitnya digoreng lalu dilumuri cabai merah goreng. Saat menuliskan ini, terasa bagi saya bagaimana aroma khas nasi bungkus daun pisang yang berisi sambal telur cabai merah itu.
Bagi anak SD seusia saya waktu itu, peringatan Isra Mikraj, tidak memberi peringatan apa-apa selain rangkaian cerita peristiwa Isra Mikraj dan nikmatnya makan nasi bungkus di surau. Kami tahu cerita Nabi Muhammad Saw. naik Burak. Beliau disuguhi semangkuk arak dan susu. Beliau bertemu para nabi di setiap tingkatan langit, Gambaran Sidratul muntaha yang digambarkan daunnya sebesar telinga gajah. Perintah salat lima puluh waktu lalu disarankan oleh Nabi Musa As. untuk minta dikurangi hingga bolak-balik Nabi Muhammad minta dikurangi akhirnya menjadi lima waktu. Itu saja.
Begitu setiap tahunnya acara peringatan Isra Mikraj diadakan. Bagi sebagian orang, acara peringatan (atau memperingati) Isra Mikraj itu tidak memberi PERINGATAN (WARNING) apapun kepada dirinya. Melalui peringatan isra mikraj tahun ini, mari kita beri PERINGATAN kepada diri kita masing-masing.
Peringatan Pertama: Ingatkan Diri Kita Untuk Membenahi Ibadah Salat Kita
Bagi Kita yang salatnya masih bukan karena Allah, peringatkan diri kita tentang harusnya ikhlas dalam beribadah. Bagi kita yang salatnya belum punya ilmu, mari kita tambah ilmu kita tentang salat. Bagi kita yang bacaan salatnya belum tepat tajwidnya, mari peringatkan diri kita untuk belajar bacaan salat yang benar secara ilmu tajwid sehingga benar bacaan dan maknanya.
Bagi kita yang salatnya masih bolong-bolong, peringatkan diri kita agar salatnya tidak lagi bolong-bolong. Bagi kita yang salatnya tidak di awal waktu, mari peringatkan diri kita untuk salat di awal waktu. Bagi kita yang salatnya cepat dan tidak ada tuma'ninah, peringatkan diri kita agar salatnya ada tuma'ninah. Bagi kita yang salatnya belum khusyuk, mari peringatkan diri kita agar salatnya khusyuk. Bagi kita yang belum mau pergi berjamaah ke masjid, mari peringatkan diri kita untuk salat berjamaah di masjid. Bagi kita yang belum mengajak anaknya ikut serta salat ke masjid, mari kita bawa dan biasakan anak kita salat di masjid. Bagi kita yang biasa mengejar dan bahkan mendahului imam dalam salat, peringatkan diri kita agar mengikut imam dan tidak mengejar atau mendahuluinya. Bagi kita yang belum berzikir sesudah salat, peringatkan diri kita agar berzikir sesudah salat. Bagi kita yang belum membiasakan salat sunat rawatib, peringatkan diri kita tentang keutamaan salat rawatib. Bagi kita yang masuk dan keluar masjid tanpa berdoa' peringatkan diri kita agar membaca doa.
Peringatan Kedua: Ingatkan Diri Kita Untuk Meninggalkan Hal-hal Yang Dilarang dan Kurang Baik
Mungkin ada sebagian kita yang salatnya sudah benar dan dilakukan secara ikhlas, tapi masih belum berpengaruh secara positif kepada diri dan lingkungannya. Mari peringatkan diri kita tentang itu.
Peringatkan juga diri kita yang tidak baik dengan saudara, tetangga, dan teman-teman. Peringatkan juga diri kita yang masih melakukan dosa-dosa kecil. Peringatkan juga diri kita yang masih menzalimi saudaranya. Peringatkan juga diri kita yang masih memotong gaji, honor, jasa, sertifikasi saudaranya. Peringatkan juga diri kita yang masih menerima suap. Peringatkan juga diri kita yang masih menerima gratifikasi. Peringatkan juga diri kita yang masih mengumpat dan mencela. Peringatkan juga diri kita yang masih berburuk sangka kepada orang lain. Peringatkan juga diri kita yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.
Sampai hal-hal terkecil misalnya, terkait parkir kita di masjid. Peringatkan diri kita yang parkirnya di sekitar masjid masih belum rapi dan bahkan menghambat kelancaran jalan orang lain. Peringatkan juga diri kita untuk menyusun sendal di tempat parkir sandal. Peringatkan diri kita tentang egoisnya kita yang masih membawa sendal ke tempat berwuduk. Peringatkan diri kita yang wuduknya masih boros penggunaan air. Peringatkan diri kita yang membaca bacaan salat dengan suara agak keras sehingga mengganggu kekhusyukan jamaah di samping kita. Peringatkan diri kita tentang keegoisan kita tersebut. Padahal salat kita sudah benar.
Sampai hal-hal terkecil misalnya, terkait parkir kita di masjid. Peringatkan diri kita yang parkirnya di sekitar masjid masih belum rapi dan bahkan menghambat kelancaran jalan orang lain. Peringatkan juga diri kita untuk menyusun sendal di tempat parkir sandal. Peringatkan diri kita tentang egoisnya kita yang masih membawa sendal ke tempat berwuduk. Peringatkan diri kita yang wuduknya masih boros penggunaan air. Peringatkan diri kita yang membaca bacaan salat dengan suara agak keras sehingga mengganggu kekhusyukan jamaah di samping kita. Peringatkan diri kita tentang keegoisan kita tersebut. Padahal salat kita sudah benar.
Peringatan Ketiga: Ingatkan Diri Kita Agar Tetap Beramal Shaleh
Orang yang salat mestinya rajin, giat berusaha dan bekerja dan beramal shaleh lainnya. Ada ayat Alquran yang berisi janji Allah bagi orang beriman dan beramal shaleh akan mendapat kehidupan yang lebih baik dan ganjaran yang juga lebih baik dari amal yang dikerjakannya. Itulah di antara bentuk ke-Mahakaya-an Allah.
Bagi kita yang setelah salat masih bermalas-malasan, peringatkan diri kita tentang lafal azan "marilah salat dan marilah menuju keberuntungan/ kemenangan". Peringatkan juga diri kita tentang bertebaran di muka bumi setelah melaksanakan salat. Peringatkan juga diri kita yang hanya fokus beribadah salat, tapi melupakan ibadah lainnya. Peringatkan juga diri kita yang tidak mau berinfak dan bersedekah.
Orang yang salat mestinya rajin, giat berusaha dan bekerja dan beramal shaleh lainnya. Ada ayat Alquran yang berisi janji Allah bagi orang beriman dan beramal shaleh akan mendapat kehidupan yang lebih baik dan ganjaran yang juga lebih baik dari amal yang dikerjakannya. Itulah di antara bentuk ke-Mahakaya-an Allah.
Bagi kita yang setelah salat masih bermalas-malasan, peringatkan diri kita tentang lafal azan "marilah salat dan marilah menuju keberuntungan/ kemenangan". Peringatkan juga diri kita tentang bertebaran di muka bumi setelah melaksanakan salat. Peringatkan juga diri kita yang hanya fokus beribadah salat, tapi melupakan ibadah lainnya. Peringatkan juga diri kita yang tidak mau berinfak dan bersedekah.
Tentunya ada banyak peringatan yang bisa kita berikan kepada diri kita agar semakin hari semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah dan penghambaan diri kita kepada Allah.
_______
Dibuat untuk disampaikan pada:
Khutbah jumat tanggal 26 Rajab 1439 H/ 13 April 2018 di Masjid Kenawat Kec. Lut Tawar, Pengajian Muhammadiyah Kota Takengon pada hari yang sama.
Arisan Ikatan Keluarga Bayur Aceh Tengah di Tetunjung pada hari Sabtu 14 April 2018
Khutbah Jum'at tanggal 04 Sya'ban 1439 H/ 20 April 2018 di Masjid Al-Abrar Kec. Kebayakan.
Post a Comment