Selain figur Ibrahim, tentu perlu kita sampaikan juga bagaimana sosok dan kesalehan Hajar
sebagai figur Istri yang saleh dan Ismail sebagai anak yang saleh. Kesalehan
Hajar paling tidak diketahui pertama ketika menerima kenyataan perintah Allah
bahwa dia harus tinggal di lembah yang saat itu tidak ada kehidupan di sana.
Kesalehan kedua, ketika menerima perintah Allah bahwa anaknya harus dikorbankan.
Kesalehan ketiga ketika tidak mau tergoda dengan bujukan setan.
Figur Ismail sebagai anak saleh dapat kita ketahui dari bagaimana sikap yang ditempuh Ismail ketika dihadapkan pada perintah Allah kendatipun ada godaan dan bujuk rayu setan. Ketika diajak berdiskusi oleh ayahnya Ibrahim, Ismail dengan tegas dan pasti menjawab
قَالَ
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ
الصَّابِرِينَ
" Ia menjawab, "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Jawaban penuh hormat dan patuh dengan kata-kata sopan keluar dari mulutnya,
ya abati. Panggilan yang sama juga digunakan Ibrahim ketika berbicara
dengan ayahnya. Ternyata, kebaikan sikap kita kepada orang tua kita juga akan
kita terima sebagai sebuah kebaikan sikap anak kita kepada kita. Maka
perlakukanlah orang tua kita dengan baik dan bijak agar kelak anak-anak kita
juga berlaku baik dan bijak kepada kita.
Komentar berani dan tegas dalam rangka melaksanakan perintah Allah
terlontar dari mulut Ismail dengan ungkapan ya abati! if’al ma tu’mar. Lakukanlah
perintah Allah tersebut wahai ayahku sayang!. Satajiduni insya Allah
minashshabirin.Insya Allah aku sabar menerima perintah Allah ini. Lagi-lagi
ternyata, keyakinan yang kuat kepada Allah yang telah ditanamkan sejak kecil
kepada anaknya tidak menggoyahkan sang anak sedikitpun atas perintah Allah.
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي
الآخِرِينَ (108) سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111)
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan
untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang
kemudian (yaitu).”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk
hamba-hamba Kami yang beriman.
Itulah
beberapa pelajaran yang dapat kita teladani dari sepenggal kisah Ibrahim dan keluarganya. Semoga
dapat kita amalkan. Semoga salawat dan keberkahan senantiasa Allah berikan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Sebagaimana salawat dan keberkahan juga telah Allah curahkan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
____
bagian dari kutbah Idul Adha yang disampaikan di Kampung Kebet Kec. Bebesen kab. Aceh Tengah pada hari Rabu 10 Dzulhijjah 1439 H/ 22 Agustus 2018
Kembali ke halaman awal khutbah
Kembali ke halaman awal khutbah
Post a Comment