Indonesia
sedang menghadapi tantangan globalisasi. Dampak globalisasi mengharuskan Bangsa
Indonesia untuk mengambil langkah-langkah produktif agar bisa berdamai dengan
globalisasi. Kita tidak mungkin membendung arus globalisasi. Kita tidak hanya
harus mempersiapkan generasi yang mempunyai kemampuan untuk menghadapi globalisasi, tapi juga
generasi yang mempunyai moralitas, akhlak dan pemahaman keagamaan yang mumpuni.
Perguruan
tinggi tidak boleh terisolasi dari kebutuhan masyarakat. Perguruan tinggi harus
memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi bangsa. Amanah RPJMN di antaranya
perguruan tinggi diprioritaskan tidak hanya pada perluasan akses pendidikan, tapi
top priority kita adalah adanya perguruan tinggi yang berkualitas.
Karena lebih dari 500.000 alumni perguruan tinggi di Indonenesia yang tidak
bekerja. Di antara penyebabnya karena mereka tidak punya kompetensi yang
memadai untuk bersaing di masyarakat sehingga mereka menganggur dan jadi beban
masyarakat. Oleh karena itu, perguruan tinggi diharapkan mampu memberi
pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Sehingga mahasiswa bisa bersaing di
manapun mereka berada dan kemanapun mereka pergi.
Akses pendidikan kita baru 32%. Memang kita lebih bagus dari Miyanmar, Laos
dan Papua Nugini, tapi kita berada di bawah Philipina dan Singapura. Human
Development Indeks (HDI) kita kalah bersaing dengan Singapura dan Philipina.
Meskipun demikian, RPJMN tetap memprioritaskan belanja untuk pendidikan.
Sebagai perguruan tinggi, kita harus menawarkan proses belajar yang berstandar
internasional. Kita tidak perlu masuk 500 besar perguruan tinggi dunia. Untuk
Indonesia saat ini baru Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung
yang sudah masuk dalam nominasi 500 besar perguruan tinggi dunia tersebut. Tahun
lalu saya keliling Eropa untuk melakukan MoU dengan beberapa rektor universitas
terkemuka di benua Eropa. Mereka hampir tidak setuju dengan sistem perangkingan
yang 500 itu. Yang paling penting sekarang adalah, bagaimana ilmu yang kita
ajarkan adalah ilmu yang bertaraf internasional.
Apa yang dimaksud dengan taraf internasional? Di antaranya, dosen harus
mengupdate ilmunya. Dosen harus megajar dengan menggunakan referensi
international. Dosen juga harus membaca jurnal internasional. Dosen yang mengajar
tafsir misalnya, buku yang dibaca dan dijadikan rujukan adalah buku yang dipelajari
di Timur Tengah dan Eropa. Tidak boleh lagi mengajarkan literatur yang tidak
berstandar internasional. Jika mahasiswa kita membaca literatur dari Timur
Tengah dan barat, maka mahasiswa kita tidak akan minder dan siap bersaing di
dunia global dengan alumni dari berbagai penjuru dunia. Dosen hadis tidak boleh
hanya membaca khazanah klasik saja, tapi juga harus memperkaya diri dengan
khazanah keilmuan yang up date. Jadi, dosen tidak boleh tidak meng up
date ilmunya. Apapun bidang keilmuan yang diajarkan, maka dosen harus selalu
up date ilmunya. Kalau tidak up date, maka akan jadi dosen yang
tidak percaya diri. Jika dosennya tidak percaya diri, tentunya akan
menghasilkan mahasiswa dan alumni perguruan tinggi yang tidak percaya diri. Oleh
karena itu, perpustakaan juga harus menjadi perhatian kita yang sangat serius
supaya dosen bisa up dating ilmunya. Saya tidak pernah under estimet
bahwa kita tidak bisa. Saya sangat yakin dan optimis, jika semua unsur
bersinergis, maka sekat geografis menjadi tidak penting untuk dapat menghalangi
kita.
Salah satu dampak globalisasi, dimana perguruan tinggi harus berkontribusi
di garda paling depan, misalnya terkait isu ekstrimisme agama yang telah menjalar
hampir ke seluruh dunia. Kita tidak boleh tutup mata dan telinga dengan apa
yang terjadi di luar. Kita harus berpartisipasi. salah satu tujuan core bisnis
kita adalah menjaga, merawat, dan mempertahankan Islam indonesia yang toleran,
menghargai orang lain, perekat sosial, serta rahmatan lil alamin.
Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Negara kita juga sangat
berpotensi terjadinya konflik dan kerenggangan sosial karena pluralitas suku
dan agama. Karenanya, Indonesai juga adalah negara yang dikagumi oleh
negara-negara lain. Timur Tengah tidak bisa lagi jadi kiblat ummat Islam untuk
persoalan in. Negara-negara itu menjadikan Islam dipandang tidak rahmatan
lil alamin. Maka Indonesia diharapkan jadi representasi islam di mata dunia.
Dalam konteks ini tugas pokok kita ada dua, pertama menjaga keberagaman, kedua
mencetak anak-anak kita supaya siap mengahadapi tantangan global.
Persoalan yang harus menjadi perhatian. Pertama kompetensi keilmuan.
Anak-anak kita harus ahli di bidangnya, mereka tidak boleh tanggung. Sarjana
tafsir tidak boleh tidak lancar mengaji. Minimal hafal dua juz. Kompetensi kedua,
adalah kompetensi bahasa. Mereka harus bisa berbahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Dalam era global seperti tantangan MEA sekarang ini, anak-anak kita akan
berhadapan dengan modernitas. Kalau mereka tidak bisa berbahasa Inggris, mereka
tidak akan percaya diri. Ketiga, mereka juga harus memiliki kemampuan yang
handal dalam bidang IT. Jangan ada mhs yang tidak mampu IT. Terkahir, keempat,
yang paling penting adalah memiliki moralitas yang hebat. Banyak orang pintar
yang sombong, maka mereka akan terpinggirkan oleh masyarakat. Kita cetak
sarjana yang pintar, tapi tawadhu’. Kalau anak-anak kita sudah kuasai tafsir, bahasa
Arab dan Inggris-nya bagus, aklaknya bagus, saya yakin mereka tidak akan galau
berkompetensi di manapun berada dan akan mengharumkan nama STAIN Gajah Putih.
Saya yakin eksistensi STAIN Gajah Putih dapat dirasakan oleh masyarakat.
Kepada para guru saya sampaikan, bahwa para guru tidak boleh hanya sekedar
mengajar. Guru adalah penentu utama kemajuan pendidikan Indonesia. Bangsa ini ditentukan
masa depannya oleh guru. Guru, masyarakat dan pemerintah harus bersinergi. Tidak
hanya persoalan kebijakan pemerintah. Guru harus menghargai dirinya. Masyarakat
juga harus mengapresiasi guru. Guru juga harus menghargai dirinya, bangga
dengan profesinya. Di Finlandia, profesi yang paling diinginkan oleh generasi muda
adalah menjadi guru. Itu hasil survey kepada calon pengantin muda. Calon suami
seperti apa yang paling anda inginkan? Jawaban paling tinggi adalah guru. Jawaban
profesi guru mengalahkan profesi dokter, lawyer dan profesi lain. Di Finlandia,
guru mengajar dengan iklalas, dengan sepenuh hati, sehingga naka2 sangat
dihormati sehingga terjadi proses belajar mengajar yang sangat produktif. Guru
harus menginspirasi, memotifasi berkelanjutan. Sehingga anak-anak tidak hanya
belajar di sekolah, tapi di luar sekolah tetap belajar karena adanya inspirasi
dan motifasi dari guru.
Semoga ke depan, STAIN Gajah Putih jadi primadona, tidak hanya di Aceh
Tengah tapi di Indonesia. Kita semua supporting untuk mempersembahkan
yang terbaik bagi generasi berikutnya, bagi bangsa kita.
Itulah penyampaian
Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Ahmad , MA, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI pada FGD STAIN Gajah Putih Takengon Aceh Tengah tanggal 25 Maret 2016.
Post a Comment