Sebagai orang beriman, kita disunatkan shalat gerhana bulan. Dikutip dari laman Kemenag RI tata cara salat gerhana adalah sebagai berikut:
a. Berniat di dalam hati;
b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa;
c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih). Hal tersebut sesuai dalam hadits yang diriwayatkan Siti Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika salat gerhana.”(HR. ukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);
d. Ruku’ sambil memanjangkannya; c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih). Hal tersebut sesuai dalam hadits yang diriwayatkan Siti Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika salat gerhana.”(HR. ukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);
e. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;
f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
g. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya;
h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal);
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
j. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
k. Salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, bersedekah.
Pada saat gerhana Bulan total nanti bulan berwarna merah darah sehingga disebut blood moon. Warna merah darah tersebut disebabkan pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi sehingga warna merah cahaya Matahari menimpa purnama. Oleh karena itu GBT kali ini biasa disebut dengan micro blood moon.
Berbeda dengan gerhana bulan tanggal 31 Januari 2018 lalu yang terjadi saat posisi bulan berada sangat dekat dengan bumi. Ini diistilahkan dengan Super Moon. Saat terjadi GBT, jarak bulan dengan matahari sekitar 360.000 KM sehingga bulan akan tampak lebih besar. Di samping itu, purnama tanggal 31 Januari 2018 lalu merupakan purnama kedua di bulan januari sehingga disebut juga Blue Moon. Gabungan dari itu semua disebut Super Blue Blood Moon.
Di kalender 2018 yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah telah tertulis di bagian bawah pada keterangan bulan Juli sebagai berikut:
Gerhana bulan total (Sabtu, 31 Juli 2018) terjadi di Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia, Australia.
Gerhana sebagian mulai pukul 01:24 Wib
Gerhana total mulai pukul 02:30 Wib
Puncak gerhana pukul 03:22 Wib
Gerhana total berakhir pukul 04:13 Wib
Post a Comment